Makalah I’jazul Qur’an

 1.              Pengertian I’jazul Qur’an

Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk  menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.

Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan tidak dapat ditandingi.

Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak  bisa terjadi yang disertai dengan pemberontakan terhadap adat kebiasaan dan hal itu sesuai dengan tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian mu’jizat dari segi istilah sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat adalah sesuatu yang membuat manusia tidak mampu baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,untuk mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas tentang keunggulan Al-Qur’an dan menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh ilmu pengetahuan di era modern.

Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama

Gambar : Pixabay

2.                 Sejarah Perkembangan I’jazul Qur’an

Ada ulama yang berpendapat, orang yang pertama kali menulis I’jazul Quran ialah Abu Ubaidah (wafat 208 H) dalam kitab Majazul Quran. Lalu disusul oleh Al-farra (wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil Quran. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu Musykikil Qur’an

Pernyataan terebut dibantah Abdul Qohir Al-Jurjany dalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa semua kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jazul Qur’an, melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya itu.

Menurut Dr. Subhi Ash-sholeh dalam kitabnya Mabahis fi Ulumil Qur’an, bahwa orang yang pertama kali membicarakan ijazul Qur’an adalah imam Al-jahidh (wafat 255 H), ditulis dalam kitab Nuzhumul Qur’an, hal ini seperti diisyaratkan dlam kitabnya yang lain, Al Hayyam. Lalu disusul muhammad bin Zaid Al-wasithy (wafat 306 H) dalam kitab I’jazul Qur’an yang banyak mengutip isi kitab Al-jahidh tersebut di atas. Kmudian dilanjutkan Imam Arrumany (wafat 384 H). Dalam kitab Al-i’jaz yang isinya mengupas segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhy Abu bakar Al-baqillany (wafat 403 H) dalam kitab I’jazul Qur’an , yang isinya mengupas segi-segi kebhalagahan Alquran, di samping segi-segi kemukjizatanya. Kitab ini sangat populer. Kemudian disusul Abdul Qohir Al-jurjany (wafat 471 H) dalam kitab Dala’alul i’jaz dan Asrarul Balaghah.

Para pujangga modern seperti Musthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-tashwirul fanni fil qur’an dan At-ta’birul fanni fil Qur’an[2]

3.                 Tujuan dan Fungsi I’jazul Qur’an

Tujuan ijazul qur’an

a.       membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar

b.      membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat Nabi Muhammad yang seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-pujangga Arab yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai menulis danmembaca tetapi juga ahli dalamsastra, gramatikal bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti Al-Qur’an,sehingga jelaslah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan manusia

c.      menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia,karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai tingkat dan bagian Al-Qur’an

d.      menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya[3]

 

Fungsi ijazul Qur’an

Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:

1.      Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw

2.      Pedoman hidup bagi setiap Muslim

3.      Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya        .

Al Quran tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran, menuju hidup yang lebih baik. Tidak hanya berisi tata cara berinteraksi dengan Sang Pencipta, melainkan juga etika bermu’amalah dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya penyebutan di Al Quran secara global saja, dan Hadits Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai penjelasnya.

Karena diturunkan terakhir atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran[4]

4.                  Macam-macam I’jazul Qur’an

Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :

a.       I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.

b.      I’jazut Tasyri’i  yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.

c.       I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan

d.      I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada 4 yaitu:

·         Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu terdahulu.

·         Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh manusia.

·         Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.

·         Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim sepeninggal Rasulullah SAW.

e.       I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.

f.       I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib, di jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat lima waktu ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat fardhu ini di dalam Al-Qur’an, dan semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya berjumlah 17 kalimat. Lalu kalimat qasr (memendekkan bilangan rekaat dalam sholat ketika dalam perjalanan), di sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 11 kali, ternyata ketika dihitung jumlah rekaat dalam sholat qasr sehari semalam, juga 11 rekaat, yaitu, Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3, Isya’ 2, dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam Al-Qur’an ada tujuh kalimat. Itu adalah sebagian dari mukjizat bilangan dala Al-Qur’an.[5]

 

 

5.                  Segi-segi I’jazul Qur’an dan Fungsinya

Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat antara lain:

a.       Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan Al-Qur’an menjadi mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu

1)      Di dalam Al-Quran itu ada cerita mengenai hal-hal ghaib

2)      Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para Nabinya,padahal Rasulullah SAW adalah seorang ummi

3)      Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi: Ijaz, tasybih, isti’arah, talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim, mubalaghah, dan husnul bayan.

b.      Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil musthafa,mengatakan segi-segi kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:

1)      Susunannya yang indah

2)      Uslubnya yang lain dari pada yang lain

3)      Adanya berita ghaib yang belum terjadi,tetapi betul-betul terjadi

4)      Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat tedahulu yang jelas dan benar

c.       Imam Al-Qurthuby dalam tafsir al-jami’u ahkamil quran mengatakan segi-segi kemukjizatan yaitu:

1)      Susunanya yang indah

2)      Uslubnya berbeda dengan seluruh uslub bahas Arab

3)      Isi aturan halal haram

4)      Pengaturan bahasa yang utuh-bulat

5)      Adanya berita mengenai peristiwa kejadian-kejadian dunia yang belum terdengar[6]

Ada juga yang menyebutkan segi-segi i’jazul Qur’an yaitu :

Gaya bahasa

Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al-Qur’an secara tegas menetang. Semua sastrawan para orator arab untuk menandingi ketinggian Al-Qur’an  baik bahasa maupun susunanya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mendapat cemohan dari masyarakat.

Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk menandingi ialah Musailimah Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat arab lain pada waktu itu yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun selalu mengalami kegagalan.

Hukum Illahi yang Sempurna

Al-Qur’an pokok aqidah , norma-norma keutamaan, sopan santun,undang-undan, ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan,serta hukum-hukum ibadah.apabila kita memperhatikan pokok-pokok ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa islam telah memperluasnya dan menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah amaliah, seperti zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliah sekaligus ibadah badaniah, seperti berjuang di jalan Allah.

Tentang aqidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi yakni beriman kepada Allah yang maha agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab samawi.

Dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-kaidah mengenai perdata,pidana,politik, dan ekonomi. Adapun mengenai hubungan internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun terang.[7]

 

 

 

Berisi beberapa ilmu pengetahuan

Dalam Al-Quran banyak berisi benih dari cabang-cabang ilmu pengetahuan, Al-Quran itu seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dalam berbagai segi kehidupan manusia

Disamping itu, di dalamnya juga penuh bibit ilmu dan acuan di bidang syariat,muamalah,jinayah,dan sebagainya.

 

6.                  Pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an

a.      Az-Zarksy

Kemukjizatan Al-Quran disepakati seluruh ulama, perbedaanya hanya terletak pada bentuk dari mukjizat Al-Quran itu seperti susunan bahasanya,berita ghaib,kisah-kisah masa lampau,isi hatiorang,maknanya yang dalam,puncak kefasihan, memiliki balaghah yang tidak seorang Arab pun mampu menyamainya.keseluruhan kelebihan itulah yang menjadikan Al-Quran itu sebagai mukjizat

b.      Az-Zarqani

Kemukjizatan Al-Quran terletak pada bahasanya,keutuhan susunannya, sehingga setiap surat meskipun ayat-ayatnya turun secara berangsur-angsur atau sekaligus terasa kokoh ikatannya,berisi ilmu pengetahuan, memenuhi kebutuhan manusia seperti perbaikan aqidah,akhlaq,ibadah.peran wanita,politik, ekonomi,dan sebagainya. Sikapnya terhadap ayat qauniyah bisa berupa dorongan untuk bisa menimbulkan kesadaran keagungan Allah,pemberitaan yang ghaib

c.       Subhi ash-Shalih

Al-Quran berisi ushlub yang serasi, kaya dengan irama dan alunan musik[8]


 

 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ijazul Qur’an ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.

Dan Al-Qur’an al-Karim digunakan Nabi untuk menantang orang-orang Arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya, padahal mereka sedemikian tinggi tingkat fasahah dan balaghahnya. Hal ini tiada lain karena Al-Qur’an adalah mukjizat.

Mukjizat adalah suatu hal yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Allah kepada Nabi/ Rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian atau kerasulannya.

I’jazul Qur’an mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1.         Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW

2.        Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qu’an benar-banar wahyu dari Allah.

3.        Untuk menunjukkan balaghah bahasa manusia.

4.         Untuk menunjukkan kelemaan daya upaya dan rekayasa manusia

Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:

1.      Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw

2.      Pedoman hidup bagi setiap Muslim

3.      Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya       

Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain ada dua jenis, yaitu Hissi dan Maknawi.

 

0 Response to "Makalah I’jazul Qur’an"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel