Makalah Amtsalul Qur'an

 A.    PENGERTIAN AMTSALUL QUR’AN

       Secara bahasa (etimologi) kata Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal, mitsul dan matsil.[1] Kata ini memiliki makna kata syabah, syibah dan syabih baik secara lafal maupun maknanya. Bentuk tersebut di ungkapkan  sebanyak 19 kali di berbagai ayat dan surat dalam Al-Qur’an.[2] Sedang dalam bentuk lain di ungkapkan sebanyak 146 kali dalam berbagai ayat dan surat dalam Al-Qur’an.[3] Pengertian Amtsal secara bahasa ada tiga macam yaitu:
1.    Perumpamaan, gambaran atau perserupaan
2.    Cerita atau kisah, jika keadaannya sangat menakjubkan
3.    Sifat, keadaan atau tingkah laku.
      Sedangkan menurut istilah (terminologi) Amtsal mempunyai beberapa definisi diantaranya sebagai berikut:
1.      Menurut ulama ahli ilmu adab:
وَاْلمَثَلُ فيِ اْلَادَبِ قَوْلٌ مُحْكِيٌّ سَاَئِرٌ يُقْْصَدُ بِهِ تَشْبِيْهُ
حَالِ اْلََّذِي حُكِيَ فِيْهِ بِحَلِ اْلََّذِي قِيْلَ لِاًجْلِه ِ          

Artinya: “Amtsal (perumpamaan) dalam ilmu adab  ialah ucapan yang seringkali disebutkan untuk menggambarkan ungkapan lain yang dimaksudkan untuk menyamakan atau menyerupakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang dituju”.
      Maksud dari definisi diatas adalah Amtsal itu bertujuan untuk menyamakan hal yang akan di ceritakan dengan asal ceritanya (asal mula cerita). Contohnya yaitu  ucapan orang arab:رُبَّ رَمِيَّةٍ مِنْ
  غَيْرِ رَامٍ 
Artinya: ” Banyak panahan  yang tidak ada  panahanya”
Maksudnya,  betapa banyak lemparan panah yang mengenai sasaran yang dilakukan oleh seorang pelempar yang biasanya tidak tepat lemparannya.

2.      Menurut ulama ahli ilmu bayan :

اََلْمَثَلُ هُوَ الْمَجَازُ الْمُرَكَبُ الََّذِي تَكُُوْنُ عَلاَقََتُُهُ الْمُتَشَابِهَة      
Artinya: “Perumpaan  ialah  bentuk  majaz murakkab yang kaitanya / konteknya  ialah persamaan”.
Maksudnya, Amtsal adalah sebuah ungkapan majaz atau kiasan yang majemuk, dimana  hubungan  antara yang disamakan  dengan asalnya adalah karena adanya persamaan atau keserupaan antar keduanya.

Foto : pixabay.com


B.     MACAM –MACAM AMTSALUL QUR’AN

Amtsal dalam al qur’an ada tiga macam yaitu:[4]
1.        Amtsal Musharrahah yaitu amtsal yang tegas  dan jelas menggunakan kata-kata perumpamaan.Didalamnya ada lafadz matsal atau yang menunjuk kepada tasybih. Contohnya:  Firman Allah tentang orang-orang munafik (QS.Al Baqarah 17-20).
      Dalam ayat ini Allah SWT membuat dua perumpamaan bagi orang munafik yaitu matsal yang berkenaan dengan api. Allah SWT menyebut orang munafik “….adalah seperti orang yang menyalakan api….”
Untuk penerangan dan manfaat, mengingat mereka memperoleh manfaat materi dengan sebab masuk islam. Namun disisi lain, Islam tidak memberikan pengaruh cahayanya kepada hati mereka. Kenapa? karena Allah SWT menghilangkan cahaya dalam api itu”. Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka…” dan perumpamaan yang kedua yaitu matsal yang berkenaan dengan air…” atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit…” Allah SWT menyerupakan orang munafik dengan keadaan orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita, gemuruh dan kilat. Sehingga rusaklah segenap kekuatan orang itu dan ia meletakkan jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir menimpanya. Ini mengingat bahwa Al-Qur’an dengan segala peringatan, perintah, larangan dan kitabnya bagi orang munafik tak ubahnya seperti petir yang sambar-menyambar.

2.      Amtsal Kaminah yaitu amtsal yang tersembunyi.
Maksudnya,lafadz tamsil (pemisalanya ) tidak ditegaskan tetapi menunjuk kepada  makna-makna yang indah ,menarik dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contohnya sbb:
Ayat –ayat yang senada dengan perkataan:
(sebaik-baiknya urusan adalah pertengahanya) yaitu:
  • FirmanAllahSWTmengenai sholat )QS.Al-Isra’110)Artinya: “…Katakanlah: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmudan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu…”
  • Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya: “…Bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda:pertengahan antara itu…”
  • Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya: “…Bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda:pertengahan antara itu…”
  • Firman Allah SWT mengenai harta (QS.Al-Furqon 67) Artinya: “Dan orang-orang yang membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan pembelanjaan itu ditengah antara yang demikian”.

3.      Amtsal Mursalah yaitu amtsal yang terlepas .
Maksudnya, kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Contoh: 
  • “Sekarang jelaslah kebenaran ini’’ (QS.Yusuf 51)  اْلئَنَ حَصْحَصَ اْلحَقُ
  • “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati  mereka terpecah belah” (QS. Al- Hasyr 14)  تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعَا وَقُلُُوْبُهُمْ شَتَّي  
  • “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya itu selain Allah” (QS. An-Najm 58)        لَيْسَ لَهَا مِنْ دُوْنِ اللهِ كَا شِفَه
        Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai ayat-yat yang mereka namakan amtsal mursallah ini apa atau bagaimana hukum menggunakanya sebagai matsal. Sebagian ahli ilmu memandang hal demikian telah keluar dari adab Al-Qur’an, Ar-Razy berkata ketika menafsirkan ayat لََكُمْ دِيْنُكُُمْ وَلِيَدِيْنَ  “Untukmu agamamu dan untukku agamaku” (QS.Al- Kafirun 6).
       Sebagian orang menjadikan ayat ini sebagai matsal (untuk membela, membenarkan perbuatanya ketika meninggalkan agama/murtad) padahal hal demikian tidak dibenarkan. Sebab Allah menurunkan Al-Qur’an bukan untuk dijadikan matsal,tetapi untuk di renungkan dan kemudian di amalkan isi kandungannya. 

C.     FAEDAH AMTSALUL QUR’AN

       Beberapa faedah dari adanya Amtsalul Al-Qur’an adalah: [5]
  1. Memperjelas pengertian yang abstrak dengan menggunakan bentuk yang kongkrit, akan mudah ditangkap oleh indera dan mendorong akal manusia untuk  memahami ajaran Al-Quran. Seperti gambaran  Al-Qur’an dalam surat Al Baqarah  264  yang menggambarkan hilangnya  pahala  sedekah yang diserupakan dengan hilangnya debu diatas batu akibat tersiram air hujan  deras.
  2. Dapat mengungkapkan realitas perkara dan mengkongkritkan hal yang abstrak. Contoh surat Al Baqarah 275 Artinya: “Orang-orang yang maakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”. Ayat ini mengumpamakan orang yang makan riba adalah orang yang tertipu oleh hawa nafsunya, diserupakan dengan orang yang sempoyongan karena kesurupan syaitan.
  3. Dapat mengumpulkan makna yang indah ,menarik,dengan ungkapan yang singkat dan padat. Contoh surat Al-Mu’minun 53. كُُلُ حِزْبٍ بِمَا لََدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ Artinya: “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi  mereka (masing-masing)”.
  4. Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Quran. Contoh: Surat Al-Baqarah 261, Artinya: “…Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki”.
Perumpamaan diatas dapat mendorong orangn untuk lebih banyak beramal sedekah dikarenakan besarnya pahala bagi yang mengerjakanya karena terdorong oleh perumpamaan tersebut.
    5. Menghindarkan orang dari perbuatan tercela   yang dijadikan  perumpamaan dalam alquran,setelah  ia memahami  kejelekan  dari perbuatan  tersebut. Contoh: Surat Al-Hujurat ayat 12, Artinya: “… Dan janganlah sebagian  dari kalian  menggunjing sebagian  yang lain. Apakah  senang jika salah seorang  diantara kamu suka memakan  daging  saudaranya yang sudah mati? maka tentulah  kamu merasa jijik kepadanya”.
Manusia akan merasa jijik dan tidak suka memakin bangkai, karena itu Allah SWT menyamakan perbuatan menggunjing orang lain dengan tersebut agar manusia menjauhi perbuatan tercela itu. 
        6. Untuk memuji sesuatu yang dicontohkan, seperti pujian Allah kepada sahabatnya Rasulullah dalam Surat Al-Fath 29 Artinya: “…Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pohonnya, tanamn itu menyenangkan hati penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kufur (dengan kekuatan mu’min)…’’
       Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa pada permulaan islam, kaum yang mau beriman hanyalah sedikit, tidak lebih dari10. Namun dalam waktu yang  terbilang singkat 23 tahun, para sahabat jumlahnya menjadi sangat banyak dan mampu menaklukkan kaum musyrikin dalam peristiwa Fatkhul Makkah.

        7. Digunakan untuk mencela ,ini terjadi apabila sesuatu yang menjadi perumpamaan adalah hal yang di anggap buruk oleh manusia. Seperti dalam Surat Al-A’raf 176, Artinya: “Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkanya lidahnya dan jika kamu membiarkanya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami…”
       Dalam mencela orang-orang yang berilmu namun mereka tetap cenderung pada kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, Allah menyerupakan mereka dengan anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.
     8. Pesan yang disampaikan melalui Amtsal lebih mengena dihati ,lebih mantap dalam menyampaikan nasehat atau larangan serta lebih kuat pengaruhnya. Dalam kaitanya ini Allah berfirman di surat Az-Zumar 27, Artinya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”.

D.    HUKUM MEMBUAT AMTSAL DENGAN AL-QUR’AN

       Para sastrawan biasa menggunakan matsal di tempat-tempat yang kondisinya serupa atau sesuai dengan isi matsal tersebut. Jika  hal ini di benarkan dalam ungkapan manusia, maka para ulama tidak menyukai penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Sebab Allah menurunkan Al-Qur’an bukan untuk dijadikan matsal, tetapi untuk direnungkan dan di amalkan isi kandunganya,demikian menurut Ar-Razi. Mereka tidak memandang perlu bahwa orang harus membacakan sesuatu ayat matsal dalam kitabullah ketika ia menghadapi urusan duniawi. Hal ini demi menjaga keagungan Al-Qur’an dan kedudukannya dalam jiwa orang-orang mukmin.        
        Ulama lain berpendapat, tak ada halangan bila seseorang mempergunakan Alqur’an sebagai matsal dalam keadaan sungguh-sungguh. Misalnya, ia merasa sangat sedih dan berduka karena tertimpa bencana, sedangkan sebab-sebab tersingkapnya bencana itu telah  terputus dari manusia, lalu ia mengatakan: “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah” (Q.S.An-Najm 58).
       Kata Abu Ubaid, “Demikianlah,seseorang yang ingin bertemu dengan sahabatnya atau ada kepentingan denganya tiba-tiba sahabat itu datang tanpa di minta,maka ia berkata kepadanya sambil bergurau:  
جِئْتَ عَلَئ قَدَرٍ يَا مُوْسَئ
Artinya’’ Kamu datang menurut waktu yang di tetapkan hai Musa.’’(QS.Toha ayat 40). Berdosa besar bagi seseorang yang dengan sengaja berpura-pura pandai, lalu dia menggunakan Alqur’an sebagai matsal sampai – sampai ia terlihat bagai sedang bersenda gurau”.
        Perbuatan demikian merupakan penghinaan terhadap Al-Qur’an. Ibnu Syihab Az-zuhri berkata, “Janganlah kamu menyerupakan sesuatu dengan Kitabullah dan Sunnah Rasululloh”. Maksudnya kata Abu Ubaid, “janganlah kamu menjadikan bagi keduanya sesuatu perumpamaan, baik berupa ucapan dan perbuatan”.[6]
   

 KESIMPULAN

Dari uraian di atas tentang Amtsalul Al-Qur’an  maka dapat disimpulkan bahwa: 
1.      Amtsal Al-Qur’an adalah perumpamaan dalam Al-Qur’an yang menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih  maupun majaz mursal ungkapan bebas.
2.      Macam-macam amtsal al-quran adalah amtsal yang jelas dengan menggunakan lafazh dan amtsal yang berupa ungkapan bebas tanpa adat tasybih.
3.      Faedah mempelajari amtsal Al-Qur’an yang terpenting adalah untuk mendorong manusia  untuk melakukan amal ibadah dan mencegahnya melakukan hal-hal yang dibenci oleh agama serta menggambarkan hal-hal  yang nyata agar pemahamannya semakin mantap dalam hati manusia. Tujuannya agar manusia mengambil pelajaran dari Al-Qur’an dengan mengambil hal hal yang baik dan menjauhi hal hal yang buruk demi mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
4.      Para ulama tidak menyukai ayat-ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Mereka tidak memandang perlu bahwa orang harus membacakan sesuatu matsal dalam kitabullah ketika ia menghadapi urusan duniawi.Hal ini demi menjaga keagungan Al-Qur’an dan kedudukannya dalam jiwa orang mukmin.Dasar pengembangan ilmu amtsalul qur an diriwayatkan oleh Baihaqi: “Sesungguhnya Al-qur an diturunkan atas lima cara 1.Halal 2.Haram 3.Muhkam 4.Mutasyabih 5.Amtsal.Oleh karena itu, pelajari yang halal dan hindari yang haram,ikuti yang muhkam dan berimanlah dengan mutasyabih,dan ambil pelajaran dari amtsal” (HR.Baihaqi).

0 Response to "Makalah Amtsalul Qur'an"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel