Makalah Al-Makkiah dan Al-Madaniah
Pengertian al-Makkiah dan al-Madaniah:
Kata al-Makki berasal dari kata “Makkah” dan al-Madani berasal dari kata “Madinah”. Secara harfiah, al-Makki atau al-Makkiah berarti yang bersifat Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan al-Madani atau al-Madaniah berarti yang bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah. Maka ayat atau surah yang turun di Makkah disebut dengan ayat-ayat al-Makkiah sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat al-Madaniah.
Foto : Pixabay.com |
Sedangkan menurut istilah, al-Makki wal-Madani berarti suatu ilmu yang secara kusus membahas tentang tempat, waktu dan periode turunnya surah atau ayat al-Quran, baik di Makkah ataupun di Madinah. Ayat atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan al-Makkiah dan ayat/surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan al-Madaniyah. Secara sederhana dapat dipetakan perbedaan pendapat para pakar ulumul Qur’an dalam mendefinisikan al-Makkiah dan al-Madaniyah tersebut, sebagai berikut:
1. Al-Makki adalah surah atau ayat yang diturunkan di Makkah dan sekitarnya, walaupun setelah hijrah. Sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya.
2. Al-Makki adalah ayat-ayat yang lebih khusus menyeru kepada penduduk Makkah sedangkan al-Madani adalah ayat-ayat yang menyeru kepada penduduk Madinah.
3. Al-Makki adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi sebelum hijrah, sedangkan al-Madani adalah surah atau ayat yang turun kepada Nabi setelah hijrah. Berdasarkan definisi ini, maka ayat yang turun di Makkah setelah Nabi hijrah ke Madinah termasuk dalam kategori ayat al-Madaniyah.
Perbedaan pendapat diatas terjadi disebabkan oleh berbedanya standard atau cara pandang para ulama dalam menentukan definisi. Ada tiga standard yang dijadikan sebagai dasar: Pertama, tempat turun ayat (makan an-nuzul); kedua, person atau masyarakat yang menjadi objek pembicaraan; ketiga, waktu turunnya ayat. Diantara ketiga definisi diatas dan dari standard yang dipakai masing-masing, namapak jelas yang paling masyhur adalah definisi terakhir, yaitu menentukan al-Makki dan al-Madani berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah nabi, maka yang turun sebelum hijrah adalah al-Makkiah, adapun sesudahnya maka al-Madaniah.
Menentukan Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Ilmu al-Makkiah dan al-Madaniah termasuk dalam kategori ilmu riwayah. Oleh karena itu, tidak ada pilihan untuk mengetahuinya kecuali harus melalui riwayat dari sahabat dan tabi’in, karena mereka menyaksikan turunnya ayat-ayat al-Qur’an kepada Nabi, mengetahui tempat dan waktu turun ayat. Selain itu, masih ada cara lain namun terbatas yaitu cara qiyas (analogi).
Jadi setidaknya ada dua cara yang masyhur dapat digunakan untuk mengetahui ayat al-Makkiah dan al-Madaniah, yaitu sima’i (mendengarkan langsung) dan qiyasi (analogi). Yang pertama adalah berdasarkan penjelasan para sahabat secara langsung. Hal ini dapat diketahui melalui riwayat yang telah ditulis oleh para ahli hadits, seperti di dalam al-kutub as-sittah. Dan yang terkhir adalah dengan cara membandingkan tanda-tanda al-Makki atau al-Madani dengan struktur ayat yang terdapat dalam surah.
Dalam hal qiyasi ini, para ulama telah merumuskan tanda atau ciri-ciri masing-masing keduanya yang dapat dijadikan standard untuk menentukan Makkiah atau Madaniah-nya suatu surah/ayat.
Ciri-ciri ayat Makkiah, adalah:
1. Ayat dan surahnya pendek dan susunannya luwes dan jelas.
2. Ayat-ayatnya lebih puitis (bersajak), karena yang ditantang adalah masyarakat yang ahli dalam membuat puisi.
3. Al-Makkiah banyak menyebut qasam (sumpah), tasybih (penyerupaan), dan amtsal (perumpamaan).
4. Gaya bahasa al-Makkiyah jarang bersifat konkret, realistis dan materialis, terutama ketika berbincang tentang kiamat.
5. Surah-surah al-Makkiyah mengandung lafadz kalla, yaitu di dalam al-Quran lafadz ini berulang sebanyak 33 kali dalam 15 surah.
6. Surah-surahnya mengandung seruan (يأيها الناس) “Hai sekalian manusia”, dan tidak mengandung seruan (يأيها الذين آمنوا) “Hai orang-orang yang beriman”.
7. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai kebenaran risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan mala petakanya, neraka dan siksaannya, surga dan nikmatnya, argumentasi terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniyah.
8. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat; dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara zhalim, penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
Ciri-ciri ayat Madaniah adalah:
1. Surah-surahnya memuat kewajiban atau had.
2. Surah-surahnaya banyak menyebutkan orang-orang munafik, kecuali al-ankabut adalah al-Makkiah.
3. Al-Madaniah adala setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
4. Menjelaskan ibadah, muamalah, had/sanksi, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan.
5. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
Klasifikasi Ayat-ayat al-Makkiah dan al-Madaniah:
Para ulama ulumul Qur’an sangat antusias untuk menyelidiki surah-surah Makkiah dan Madaniah, mereka mengamati al-Quran ayat demi ayat dan surah demi surah untuk ditertibkan sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Yang terpenting untuk dicatat dalam pengklasifikasian Makki dan Madani, hasil penelusuran para ulama tersebut dalam pembahasan ini adalah, sebagai berikut:
1. Surah-surah yang diturunkan di Makkah: Terdapat 82 Surat Makkiah, yaitu:
2. Surah-surah yang diturunkan di Madinah: Terdapat 20 Surat Madaniah, yaitu:
3. Surah-surah yang diperselisihkan: ada 12 surah, yaitu:
Maka dari tiga tabel di atas, dipastikan bahwa surah-surah al-Makkiah mengambil porsi yang paling banyak dari surah-surah Qur’aniah, yaitu sebanyak 82 surah, disusul al-Madaniah sebanyak 20 surah, sisanya sebanyak 12 surah masih diperselisihkan, jadi jumlah surat-surat al-Quran itu semuanya 114 surah.
Ayat-ayat Makkiah dalam Surat Madaniah dan sebaliknya:
Dengan menamakan sebuah surah itu Makkiah atau Madaniah tidak berarti surah tersebut seluruhnya Makkiah atau Madaniah, sebab di dalam surah Makkiah terkadang terdapat ayat-ayat Madaniah, dan di dalam surah Madaniah pun terdapat ayat-ayat Makkiah. Dengan demikian penamaan surat itu Makkiah atau Madaniah adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang terkandung didalamnya. Dibawah ini beberapa contoh ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah dan sebaliknya, sebagai berikut:
A. Contoh ayat-ayat Makkiah dalam surah Madaniah:
• Surah al-Anfaal: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-30 & 64, Allah berfirman:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya” (Al-Anfal; 30) [2]
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu”.
• Surah al-Mujaadilah: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-7, Allah berfirman:
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
B. Contoh ayat-ayat Madaniah dalam surah Makkiah:
• Surah Yunus: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat ke-40, 94 & 95, Allah berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ
Artinya: “di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS: 10: 40)
Dan firman Allah: (QS: Yunus: 94-95):
فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٩٤) وَلا تَكُونَنَّ مِنَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٩٥
Artinya: "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu. Dan sekali-kali janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang rugi”.
• Surah al-Kahfi: Semua ayatnya adalah Madaniah kecuali ayat: 1-8 & 28-107, Allah berfirman:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا (١) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا (٢) مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا (٣) وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا (٤) مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلا لآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلا كَذِبًا (٥) فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا (٦) إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الأرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا (٧) وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا (٨
Artinya: “segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-kitab (al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik; mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya; dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak.”; mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta; Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (al-Quran); Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya; dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus” (QS: al-Kahfi: 1-8).
Dan firman Allah: (QS: al-Kahfi: 28):
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Artinya: “dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan ungg hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu ungguh i orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.
Dan firman Allah: (QS: al-Kahfi: 107-110):
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا (١٠٧) خَالِدِينَ فِيهَا لا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا (١٠٨) قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا (١٠٩) قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (١١٠
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal; mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya; Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, ungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”; Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Ayat-ayat yang di bawa dari Makkah ke Madanah dan sebaliknya:
A. Ayat atau surah yang di bawa dari Makkah ke Madinah:
1. Surah al-A’laa, di bawa oleh Mash’ab bin Umair dan Ibn Ummi Maktum ra [3].
2. Surah Yusuf, di bawa oleh Auf bin Afraa, yang tergabung dalam 8 orang yang menghadap rasulullah SAW di Makkah.
3. Kemudian membawa lagi surah al-Ikhlash.
4. Selanjutnya membawa surah al-A’raaf, firman Allah:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya: “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS: al-A’raaf: 158).
B. Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Makkah:
• Ayat yang di bawa dari Madinah ke Makkah adalah ayat Riba, lalu dibacakannya oleh Etab bin Asiid kepada mereka, firman Allah, surah al-Baqarah ayat ke-278:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.
• Surah Bara-ah, di bawa dari Madinah ke Makkah oleh Abu Bakar as-Shiddiq, ketika menjadi “Amir Hajja”, lalu di bacakan oleh Ali bin Abu Thalib ra kepada orang-orang pada hari Qurban.
• Ayat ke-98-99 dari surah an-Nisaa’:
إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا (٩٨) فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا
Artinya: "kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
C. Ayat atau surah yang di bawa dari Madinah ke Habasyah (Ethopia):
1. Surah Maryam, di bawa oleh Ja’far bin Abu Thalib dan membacakannya kepada an-Najasyi.
2. Ayat ke-64-68 dari surah Ali ‘Imraan, firman Allah [4]:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (٦٤) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالإنْجِيلُ إِلا مِنْ بَعْدِهِ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٦٥) هَا أَنْتُمْ هَؤُلاءِ حَاجَجْتُمْ فِيمَا لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاجُّونَ فِيمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٦٦) مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (٦٧) إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”; Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?; Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui; Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik; Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman”.
Ayat-ayat atau surah yang diturunka pada Musim Panas dan Dingin:
A. Ayat-ayat turun pada Musim Panas:
• Ayat Kalalah, surah an-Nisaa’ ayat ke: 176, Allah berfirman:
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَةِ إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ وَهُوَ يَرِثُهَا إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهَا وَلَدٌ فَإِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ وَإِنْ كَانُوا إِخْوَةً رِجَالا وَنِسَاءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ أَنْ تَضِلُّوا وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah. Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
• Ayat ke-3 dari surah al-Maaidah, Allah berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
Artinya: “pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
• Ayat ke-281 dari surah al-Baqarah, Allah berfirman:
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya”.
• Ayat ke-42 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لاتَّبَعُوكَ
Artinya: “kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu”.
• Ayat ke-65 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ
Artinya: “dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”
• Ayat ke-81 dari surah at-Taubah, Allah berfirman:
وَقَالُوا لا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
Artinya: “dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui.
B. Ayat-ayat turun pada Musim Dingin:
• Ayat yang turun pada peristiwa perang al-Khandaq, yaitu ayat ke-9 sampai 27 dari surah al-Ahzab, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا (٩
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan”.
• Ayat-ayat al-ifki (berita bohong) [5], yaitu ayat 11 dari surah an-Nuur, Allah berfirman [6]:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالإفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الإثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”.
C. Ayat-ayat turun di tempat-tempat yang terpisah-pisah:
• Thaif: yaitu ayat ke-45 dari surah al-Furqaan, firman Allah:
أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ
Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang...”
• Baitul Maqdis: yaitu ayat ke-45 dari surah az-Zukhruf, firman Allah:
وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ
Artinya: “dan Tanyakanlah kepada Rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?"
• Al-Hudaibiah: yaitu ayat ke-30 dari surah ar-Ra’d, firman Allah:
وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَنِ
Artinya: “Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah ".
• Al-Juhqah: yaitu ayat ke-85 dari surah al-Qashash, firman Allah:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
Artinya: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali”.
Ayat yang turun pada malam hari dan pada siang hari:
Kebanyakan ayat-ayat Qur’aniah itu turun pada siang hari. Adapun ayat-ayat yang diturunkan pada malam hari, Abu al-Qasim al-Hassan bin Muhammad bin Habib an-Naisaburi telah menelitinnya dan memberikan kesimpulan serta beberapa contoh, diantaranya adalah: Bagian-bagian akhir dari surah Ali Imran, seperti firman Allah pada ayat ke-190 dari surah Ali Imran:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
Artinya: “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang berakal “.
Aisyah ra berkata: “Adalah Bilal datang kepada nabi untuk memberitahukan waktu shalat shubuh, maka ia melihat nabi sedang menangis tersedu-sedu lalu bertanya: “Ya rasulullah, apakah yang menyebabkan engkau menangis?” Nabi menjawab: “Bagaimana saya tidak menangis padahal tadi malam diturunkan kepadaku”. (Membacakan ayat di atas - pen). Kemudian nabi melanjutkan: “Celakalah orang yang membacanya, tetapi tidak memikirkannya’’[7].
A. Mengetahui ayat yang pertama dan yang terakhir turun dari al-Qur’an:
• Ayat yang pertama kali turun dari al-Qur’an: yaitu ayat ke-1 dari surah al-‘Alaq:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Artinya: “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”,
• Ayat yang paling terakhir turun dari al-Qur’an secara mutlak, menurut pendapat yang kuat dan paling banyak dipilih oleh ulama ulumul Qur’an: adalah ayat ke 281 dari surah al-Baqarah:
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”.
Ayat-ayat dan surah pertama dan terakhir turun dari al-Qur’an menurut spesialisasinya:
A. Ayat-ayat dan surah yang pertama turun menurut spesialisasinya:
• Surah yang pertama turun secara komplit (keseluruhan), adalah: surah al-Faatihah
• Ayat yang pertama turun khusus hukum jihad, yaitu ayat ke-39 dari surah al-Hajj:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
Artinya: “telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”,
• Ayat yang pertama turun mengharamkan al-Khamar (miras), ayat ke-219 dari surah al-Baqarah:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
Artinya: “mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia”
• Ayat yang pertama turun tentang makanan, ayat ke-145 dari surah al-An’aam:
قُلْ لا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ
Artinya: “Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya".
B. Ayat-ayat dan surah yang terakhir turun menurut spesialisasinya:
• Ayat yang terakhir turun menyebutkan perempuan secara khusus: yaitu ayat ke-195 dari surah Ali Imran:
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى
Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan"
• Ayat yang terakhir turun tentang harta warisan: yaitu ayat ke-176 dari surah an-Nisaa’:
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَةِ
Artinya: “mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah”.
• Surah yang terakhir turun secara komplit (utuh), yaitu surah an-Nashar:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Artinya: “apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”
Selesai pembahasan Makki dan Madani: Al-hamdulillah awwalan wa-ahiran...!
0 Response to "Makalah Al-Makkiah dan Al-Madaniah"
Post a Comment