Makalah Paragraf dan Pengembangan Paragraf
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umumnya
sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam
tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraf. Paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa saja kegunaan paragraf
3. Bagaimana jenis paragraf?
4. Bagaimana persyaratan paragraf yang baik?
5. Bagaimana struktur paragraf?
6. Bagaimana teknik pengembangan paragraf?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
paragraf.
2. Untuk mengetahui kegunaan paragraf
3. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.
4. Untuk menetahui persyaratan paragraf yang
baik
5. Untuk mengetahui struktur paragraf.
6. Untuk mengetahui teknik pengembangan
paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan pikiran atau
gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya diungkapkan dalam beberapa
kalimat (kelompok kalimat). Paragraf merupakan sebuah bagian dari suatu
karangan (wacana). Artinya pula, suatu paragraf secara bersama-sama dengan paragraf yang lain mendukung penyajian topik
karangan (wacana) itu. Paragraf selalu mendukung penyajian suatu karangan.
Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan topik
karangan (wacana) tersebut.
Dilihat dari bentuknya, paragraf umumnya
terdiri atas beberapa kalimat (disebut paragraf sempurna), namun
sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat (disebut paragraf sederhana). Dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat ke bagian daiam tulisan atau
ditulis sejajar, namun
dipisahkan dengan memberi jarak dari paragraf yang lain.
Dilihat dari segi isinya, paragraf membicarakan satu
topik pemikiran sederhana yang
mendukung topik subbab atau topik bab atau topik
pemikiran sederhana yang mendukung topik subbab atau topik bab atau topik
karangan (wacana).
B.
Kegunaan Paragraf
Bagi penulis, paragraf berguna untuk
beberapa hal berikut ini.
1. Memudahkan pengekspresian gagasan,
pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam
suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik (paragraf)
sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan
(atau topik subbab, topik bab) menjadi topik-topik sederhana (topik paragraf).
4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan
menceraikan satu tema dari tema lainnya.
5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu
topik (paragraf) dengan topik (paragraf) lainnya secara formal.
Bagi pembaca, paragraf berguna
untuk beberapa hal berikut ini.
1. Menandai pergantian topik (paragraf) yang satu dengan
topic
(paragraf) yang telah disajikan dan topik (paragraf)
akan disajikan.
2. Memudahkan pemahaman suatu topik (paragraf) karena
secara formal telah dipisahkan
dengan topik (paragraf)
yang telah disajikan dan topik (paragraf)
akan disajikan.
C.
Jenis Paragraf
Jenis paragraf dapat dilihat
dari beberapa aspek, yaitu (1) kelengkapan paragraf, (2) fungsi paragraf dalam karangan, dan (3)
teknik pemaparan paragraf.
Berdasarkan aspek kelengkapannya, paragraf
dibedakan atas dua jenis, yaitu (a) paragraf sederhana dan (b) paragraf sempurna.
Berdasarkan aspek fungsi
paragraf dalam karangan, paragraf dibedakan atas empat jenis, yaitu (a) paragraf pengantar/pembuka, (b)
paragraf penghubung/peralihan,
(c) paragraf penutup, dan (d) paragraf pokok/pengembang
(lihat Semi, 1989: 59; Arifin dan Tasai, 2004: 120;
Suriamiharja, dkk., 1996:
46- Keraf, 1984: 63-64; Akhadiah, 1991: 145-146). Berdasarkan
aspek teknik pemaparannya, paragraf
dibedakan atas lima jenis, yaitu (a) paragraf deskripsi, (b) paragraf narasi, (c). paragraf
eksposisi, (d) paragraf argumentasi, dan (e) paragraf persuasi (lihat juga Arifin dan Tasai,
2004:120).
1. Berdasarkan
Kelengkapannya
Seperti dijelaskan di atas,
paragraf dibedakan atas dua jenis dilihat dari aspek
kelengkapannya, yaitu (1) paragraf
sederhana dan (2) paragraf sempurna.
a.
Paragraf
Sederhana
Paragraf
sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu dua kalimat. Pada umumnya, paragraf sederhana ini hanya berisi pengantar
suatu topik bahasan, penutup topik bahasan, dan
peralihan topik bahasan di dalam buku atau karangan ihniah lainnya. Selain itu, paragraf
sederhana juga berisi
rujukan penutup dalam
surat atau berupa teras dalam berita jurnalistik.
Paragraf
sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangaah
ilmiah, berita jumalistik, dan surat. Dalam buku atau
karangan
ilmiah, paragraf sederhana berisi pengantar/pembuka suatu
topik bahasan, atau penghubung/peralihan
topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam berita jumalistik, paragraf sederhana adalah seperti
paragraf teras dan tubuh
berita. Dalam surat, paragraf sederhana adalah seperti pada paragraf perfibuka atau paragraf penutup.
Paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu topik bahasan terdapat pada pembuka subbab atau pembuka
bab.
Berikut ini adalah contoh paragraf sederhana.
Contoh
Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling
berkaitan, yaitu perkembangan
kosakata bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata
bahasa Indonesia. Perkembangan dan pengembangan
menyangkut dua
hal yang berbeda apabila dilihat dari proses
kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.
Paragraf
sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan
terdapat pada penutup subbab, atau penutup bab. Contoh paragraf tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah
kosakata
bahasa Malaysia bisa menimbulkan kesulitan bagi
penutur bahasa Indonesia,
dan sebaliknya, sejumlah kosakata bahasa Indonesia bias menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Malaysia.
Paragraf sederhana yang berupa
paragraf penghubung/peralihan topik
bahasan umumnya terdapat pada penutup subbab, atau penutup bab. Contoh paragraf sederhana tersebut dapat dilihat
seperti
di bawah ini.
Contoh
Setelah mengetahui sumber pembentukan istilah dan
persyaratan pengambilan
kosakata dari sumber yang akan dijadikan
istilah, akan dibicarakan
bagaimana istilah tersebut dibentuk dari sumber dan persyaratan tersebut.
Paragraf sederhana dapat pula
ditemukan dalam berita jumalistik media massa, seperti surat kabar, majalah, dan tabloid. Contoh paragraf sederhana dalam berita jumalistik dapat seperti di bawah ini.
Contoh
Perantau Nias di Kota Padang berharap kepada sejumlah
warga muslim untuk dapat
memberikan bantuan terhadap pembangunan masjid di Nias yang porak-poranda akibat gempa tahun lalu.
Selain itu, paragraf sederhana
dapat pula ditemukan dalam surat. Contoh paragraf sederhana dalam surat dapat dilihat
seperti di bawah ini.
Contoh
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas
2017)
dan pelantikan Pengurus Ikatan Alumni Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia (ILUNI BIND) periode 2017-2020, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang akan melaksanakan seminar nasional dengan tema "Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Peningkatan
Profesionalisme Guru".
b.
Paragraf
Sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat.
Satu atau dua kalimat menyatakan topik bahasan
paragraf, sedangkan kalimat lainnya menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu
topik bahasan paragraf. Paragraf sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf pokok/pengembang. Dalam suatu
karangan, paragraf
sempurna inilah yang paling banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan karangan disajikan dengan paragraf sempurna
ini. Berbeda dengan
itu, dalam suatu karangan, paragraf sederhana pada dasamya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan
karangan.
Beberapa contoh paragraf sempurna
tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Semua suara di atas 85
dB dapat
mengakibatkan kehilangan
pendengaran.
Kehilangan pendengaran ini tergantung pada
kekuatan dan lama suara, misalnya selama 8 jam mendengar suara berkekuatan 90 dB dapat menyebabkan kerusakan. Semua ledakan yang suaranya
berkekuatan sampai 140 dB
dengan segera menyebabkan kerusakan (dan menyebabkan rasa sakit yang amat
sangat). Anda akan mendengarkan suara berkekuatan 85 dB jika harus meninggikan suara
Anda agar terdengar
oleh orang lain.
2. Berdasarkan
Fungsinya dalam Karangan
Paragraf berdasarkan fungsinya
dalam karangan dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu (a) paragraf
pengantar/pembuka,(b) paragraf penghubung/peralihan,
(c) paragraf penutup, dan (d) paragraf pokok/ pengembang. Keempat jenis paragraf tersebut dijelaskan
satu per satu berikut
ini.
a. Paragraf Pengantar/Pembuka
Paragraf pengantar/pembuka
adalah paragraf yang terdapat di awal suatu karangan. Paragraf pengantar merupakan paragraf
yang berisi pengantar
untuk masuk ke suatu topik bahasan subbab, bab, atau karangan.
Paragraf pengantar ini tidak selalu ada di awal topik
bahasan subbab, bab, atau
karangan. Berbeda dengan paragraf pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang berisi pembuka untuk memulai
suatu topik bahasan
subbab, bab, atau karangan. Paragraf pembuka ini harus selalu
ada di awal topik bahasan subbab, bab, atau karangan.
Beberapa contoh paragraf
pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Pada
bab ini akan dibicarakan perubahan makna leksikal, ketaksain leksikal, komponen
makna leksikal, dan nilai rasa kata leksikal.
b. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan yang lazim digunakan untuk memperlancar
peralihan suatu topik
bahasan clan topik bahasan sebelumnya. Disebut paragraf
penhubung karena paragraf ini adalah paragraf yang digunakan untuk menghubungkan dua topik bahasan yang berbeda. Paragraf
penghubung ini bermanfaat
untuk memperlancar penyajian dari satu topik bahasan ke topik bahasan lainnya. Disebut paragraf peralihan
karena paragraf ini adalah
paragraf yang memperlancar peralihan dari satu topik bahasan ke topik bahasan lainnya dalam suatu karangan.
Beberapa contoh paragraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat
pemerolehan bahasa. Sekarang
perlu diketahui ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah
paragraf yang terdapat di akhir suatu karangan, bab, dan subbab. Paragraf penutup ini lazim
berisi suatu penyimpulan topik bahasan, penegasan topik bahasan, atau
pengharapan keada pembaca
yang berkaitan dengan topik bahasan itu.
Contoh
paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Sebagai
akhir dari bab ini, bisa dikatakan banyak sekali masalah yang akan muncul dalam
tahap-tahap kerja penyusunan kamus, baik kamus ekabahasa maupun kamus
dwibahasa.
d. Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang
adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan yang berisi topik-topik bahasan
(sederhana) yang mendukung
penjelasan topik bahasan karangan (kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf pokoklpengembang inilah
yang menunjang pengembangan
topik bahasan karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf pokok yang
lain menjelaskan topik
bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena paragraf ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan
karangan.
Contoh
paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Jika kamu dapat membuat terowongan melalui pusat bumi,
satu akibat yang
mengagumkan adalah melakukan perjalanan menjadi mudah. Diameter bumi sekitar 7.800 mil (12.700 kilometer). Apabila kamu mengebor satu terowongan melalui pusat bumi dan
membuat ruang hampa
udara di dalamnya, segala sesuatu yang kamu jatuhkan ke dalam terowongan akan mencapai bagian lain di
bumi ini hanya dalam waktu 42 menit. Orang-orang bisa melakukan perjalanan
dari Amerika ke Cina atau
India dalam waktu kurang dari satu jam dengan gratis.
3. Berdasarkan
Teknik Pemaparannya
Seperti telah dikemukakan pada
pengantar di atas, berdasarkan teknik pemaparannya paragraf dibedakan atas lima jenis, yakni (a) paragraf
deskripsi, (b) paragraf narasi, (c) paragraf eskposisi, (d) paragraf
argumentasi, dan (e) paragraf persuasi. Kelima jenis paragraf tersebut
dijelaskan satu per satu berikut ini.
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah
paragraf yang berisi gambaran tentang
suatu objek seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf
yang mendeskripsikan atau menggambarkan objek tersebut
adalah paragraf deskripsi.
Artinya, paragraf deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek
seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Jadi
disebut paragraf deskripsi hanya karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).
Penyusunan paragraf deskripsi
menggunakan logika ruang. Artinya
untuk pendeskripsian suatu objek, dijelaskan
bagian-bagian objek itu dengan teratur menggunakan kalimat-kalimat. Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu dapat dipilih sesuai urutan
atas-bawah, kiri-kanan, utara-selaran, timur-barat, bagian besar-bagian kecil, bagian
kecil-bagian besar,
dan sebagainya. Penataan seperti ini akan memudahkan pembaca
melihat, memandang, memerhatikan objek yang
dideskripsikan secara mudah.
Contoh
paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut
wama merah nan menor.
Sejumiah spanduk dan umbul-umbul merah terpasang di berbaga ruas jalan dan mulut gang, sedangkan di
tiap pojok terpampang
wajah Bung Karno, baik foto maupun lukisan dalam berbagai ukuran. Di beberapa pintu masuk kota dari
arah Malang, berderet
baliho yang bergambar waj pmator itu dalam ukuran besar. Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun
kota, museum Bung Karno,
dan sekitar kuburan Soekamo di kawasan Bendogerit.
b. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian yang dialami tokoh, baik orang maupun
binatang, dalarn suatu
kehidupan. Kadang-kadang tokoh-tokoh yang diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang seolah-olah
bisa berbicara, seperti
manusia. Paragraf yang menceritakan peristiwa kehidupan tokoh ini adalah paragraf narasi. Artinya, paragraf narasi
selalu berisi peristiwa kehidupan
yang dialami oleh tokoh yang diceritakan. Jadi, disebut paragraf narasi hanya karena dibuat untuk menceritakan
peristiwa
kehidupan suatu tokoh dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau
paragraf.
Penyusunan paragraf narasi ini
menggunakan logika urutan waktu (kronologis).
Untuk penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian
dengan teratur sesuai dengan urutan waktu kejadian (menggunakan kalimat-kalimat). Penataan paragraf
narasi dengan logika urutan
waktu (kronoliogis) itu dapat dipilih sesuai dengan urutan kejadian sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.
Contoh
paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu agar rautnya tak terbaca olehku. Aku juga tahu, sejak sejam yang lalu ia berusaha keras menahan bulir-bulir air itu meluncur
jatuh dari pelupuk
matanya. Diambilnya sebatang rokok kretek dari bungkusnya.
Namun, ia menolak ketika tanganku terulur dengan geretan menyala. Ia memilih mengambil korek api dari tas punggung yang tergeletak di dekat kakinya. Ia tetap diam. Kami
sama-sama diam. Hanya
terdengar risk-risk ombak dan suara cengkih dari rokok yang terbakar.
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos) tentang suatu persoalan, gagasan, pemikiran,
dan temuan kepada orang
lain. Paragraf yang menjelaskan atau memberikan informasi tentang
persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan ini adalah
paragraf eksposisi (lihat
juga Semi, 1989: 36-37). Jika dibandingkan dengan paragraf deskripsi yang menggambarkan suatu objek, paragraf
eksposisi adalah menjelaskan
atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran, dan temuan. Target paragraf eksposisi hanyalah
penginformasian persoalan, gagasan,
pemikiran, dan
temuan tersebut. Harapan penulis adalah pembaca paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran, dan
temuan yang disajikan dalam paragraf eksposisi itu.
Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya, untuk penjelasan suatu topik
bahasan digunakan logika
ilmiah, seperti umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif),
penjelasan (definisi), sebab-akibat, pemerian contoh,
dan pengelompokan (klasifikasi).
Penataan paragraf eksposisi dengan logika ilmiah itu dapat dipilih sesuai dengan topik bahasan (paragraf) yang
dijelaskan tersebut.
Contoh
paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh
Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini.
Para tokoh besar yang
muncul pada abad ke-20 ini juga ada yang membuat mesin yang bisa terbang, seperti yang dilakukan Wright
Bersaudara. Selain itu,
ada pula penemuan molekul pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh Watson dan Crick, atau yang membuat dunia gemetar
dengan
seruan 'Heil!' oleh Hitler. Temuan
lain adalah mengubah alam semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan oleh
Einstein.
d. Paragraf Argumentasi
Paragraf argurnentasi adalah
paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu gagasan, pernikiran,
temuan atau data, atau fakta.
Paragraf yang keyakinan
dengan pemberian alasan, memberikan keyakinan tentang suatu hal kepada pembaca
adalah
paragraf argumentasi (lihat juga Semi, 1989: 49,
Arifin & Tasai, 2004:129). Jika dibandingkan dengan paragraf eksposisi yang
menjelaskan atau rnengernukakan
suatu persoalan, gagasan, pernikiran, temuan, paragraf argumentasi adalah paragraf untuk rneyakinkan orang
lain tentang suatu hal
dengan pemberian argumentasi. Target paragraf argumentasi adalah pernberian keyakinan tentang suatu hal kebenaran.
Harapan penulis adalah pembaca
dapat rneyakini suatu kebenaran yang disampaikan.
Penyusunan paragraf argurnentasi ini juga menggunakan logika (pernikiran). Artinya, untuk penjelasan suatu topik
bahasan digunakan logika ilmiah,
seperti umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif),
penjelasan (definisi), sebab-akibat,
pemerian contoh, dan pengelompokan (klasifikasi). Dengan demikian, yang lebih penting adalah paragraf argumentasi harus
rnemberikan keyakinan kepada
pembaca dengan argumentasi yang kuat.
Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat
dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Pelajaran Bahasa Indonesia termasuk kelompok ilmu
pengetahuan yang selalu
berkembang. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan Bahasa
Indonesia dan
pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya mempunyai kontribusi yang baik terhadap kualitas pengajaran
termasuk persepsi terhadap
buku pelajaran yang digunakan. Tampak dari hasil penelitian bahwa 90% mengikuti program penyetaraan DII PGSD
berarti
mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan
dan kemampuan Bahasa Indonesia termasuk kajian terhadap buku teks Bahasa Indonesia.
e. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah
paragraf yang isinya berupa usaha
untuk membujuk atau memengaruhi orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan dalam karangan-karangan
yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan
argumentasi yang berisi penjelasan untuk meyakinkan
orang lain tentang suatu
hal dengan pemberian argumentasi, paragraf persuasi ini berisi bujukan untuk memengaruhi orang lain agar mengikuti
hal yang diinginkan penulis.
Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu yang diharapkan oleh penulis.
Penyusunan paragraf persuasi
ini lazim menggunakan logika yang disertai daya persuasif terhadap pembaca. Artinya, untuk
penjelasan suatu
topik bahasan digunakan penjelasan-penjelasan yang
bisa mendesak pernbaca
untuk mengikuti sesuatu yang diinginkan penulis. Singkatnya, hal yang sangat penting adalah paragraf persuasi
selalu berisi usaha untuk
membujuk dan memengaruhi sikap dan keyakinan pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diharapkan penulisnya.
Contoh
paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini.
Contoh
Serat "keragenan" adalah serat larut air
yang terkandung dalarn kapsul rumput
laut Jao-Nori.
Serat ini memilik kemarnpuan yang luar biasa untuk rnenekan kadar lernak dan kolesterol, dengan
mengikat lemak kernudian
dikeluarkan bersama feses (kotoran).
D.
Persyaratan Paragraf yang Baik
Berdasarkan uraian persyaratan
paragraf yang dikemukakan oleh pakar
di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan di
bawah ini.
1.
Kesatuan
topik bahasan (kohesi). Seluruh kalimat yang terdapat dalam
sebuah paragraf merupakan satu kesatuan
dalam menjelaskan topik bahasan (paragraf) tersebut. Setiap kalimat harus selalu mengacu dan menjelaskan topik tersebut.
Artinya secara substansi,
sebuah paragraf hanya mengemukakan satu topik bahasan
(paragraf) dan semua kalimat di dalam
paragraf harus menjelaskan satu
topik bahasan (paragraf) itu.
2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi).
Paragraf yang baik juga harus memperlihatkan
kepaduan bahasa
pengungkap antarkalimat. Setiap
kalimat juga menunjukkan adanya keterkaitan secara kebahasaan sehingga menunjukkan kepaduan dalam mengungkapkan
suatu topik bahasan.
Artinya secara pengungkapan, sebuah paragraf yang terdiri atas beberapa kalimat harus memiliki keterkaitan
antarkalimat. Keterkaitan
antar kalimat itu dapat diperlihatkan dengan penggunaan
kata pengacuan, kata penghubung (konjungtor), dan
sebagainya.
3. Ketuntasan
pengembangan. Paragraf yang baik harus dikembangkan secara tuntas. Artinya, topik bahasan (paragraf) harus
diuraikan dan
dikembangkan secara tuntas. Jika topik bahasan menunjukkan suatu klasifikasi atau pengelompokan, semua bagian
klasifikasi atau itu
harus dikemukakan. Jika suatu topik bahasan (paragraf)
harus dijelaskan, topik bahasan (paragraf) itu dikembangkan
sehingga
menjadi jelas bagi pembaca.
4. Keruntutan
penyusunan. Paragraf yang baik harus disusun secara runtut. Keruntutan susunan paragraf ini dapat
diwujudkan dengan penggunaan
susunan yang logis, seperti logika kronologis, logika
ruang, dan logika ilmiah. Sebuah paragraf deskripsi yang
runtut
penyusunannya adalah yang memiliki urutan ruang yang
jelas. Sebuah paragraf
narasi yang runtut penyusunannya adalah yang memiliki urutan waktu yang jelas. Sebuah paragraf eksposisi,
argumentasi, atau
persuasi yang
runtut penyusunannya adalah yang memiliki penjelasan ilmiah yang jelas dan masuk akal.
E.
Struktur Paragraf
Sebuah paragraf selalu memiliki
satu topik bahasan (paragraf) dan beberapa penjelasan tentang topik. Satu topik bahasan
diwujudkan dalam sebuah
kalimat yang disebut dengan kalimat topik, sedangkan penjelasan topik diwujudkan dalam beberapa kalimat yang disebut
kalimat penjelas. Dengan demikian, setiap
paragraf selalu memiliki topik dan penjelas. Dilihat dari keberadaan kalimat
topik, paragraf dapat dipilah menjadi dua macam yaitu paragraf yang memiliki
kalimat topik dan tidak memiliki kalimat topik.
1.
Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik
Artinya, dalam paragraf ini
topik
bahasan paragraf diwujudkan dalam kalimat.
Paragraf yang memiliki kalimat topik umumnya berbentuk
paragraf
eksposisi, paragraf argumentasi, atau paragraf persuasi. Letak kalimat topik
dalam paragraf jenis ini adalah
(a) di awal paragraf, (b) di akhir paragraf,
(c) di awal dan di akhir paragraf. Ketiga letak kalimat
topik tersebut dijelaskan satu per satu berikut ini.
a. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)
Kalimat topik sebuah paragraf
dapat diletakkan di awal paragraf. Paragraf yang memiliki kalimat topik di awal paragraf
ini disebut dengan
paragraf deduktif. Paragraf seperti ini dimulai dengan sebuah
kalimat topik
dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas. Namun perlu
dipaharni, kalimat topik yang terletak di awal ini
harus dipahami juga dapat terletak di bagian awal seperti pada kalimat kedua, atau kalimat ketiga jika
paragraf itu sangat panjang. Artinya, paragraf yang
memiliki kalimat topik pada
kalimat kedua atau ketiga tetap disebut sebagai kalimat topik di awal paragraf. Paragraf seperti ini, biasanya rnerniliki kalimat
pengantar atau pendahuluan
yang dijadikan kalimat pertama dan kedua. Kalimat topik yang terletak di awal paragraf tersebut adalah seperti
di bawah ini.
Contoh
Valentine Day dalarn kosakata bahasa kita diterjernahkan
sebagai hari Kasih
Sayang yang berawal dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya, sedikitnya ada dua versi. Versi
pertarna, hari yang diperingati untuk "memuji-muji" kasih sayang itu ada
korelasinya dengan
kematian atau pemakaman Santo Valentine. Versi kedua, berasal dari tradisi Lupercalia yang merupakan upacara
untuk
rnenghorrnati Faunus, Sang Dewa Pertanian, di masa
Romawi kuno.
b. Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)
Kalimat topik sebuah
paragrafdapat pula diletakkan di akhir paragraf. Paragraf yang memiliki kalimat topik di akhir paragraf
ini disebut juga dengan
paragraf induktif. Artinya, paragraf seperti ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas dan ditutup dengan sebuah
kalimat
topik. Kalimat topik yang terletak di akhir paragraf tersebut
adalah seperti di bawah
ini.
Contoh
Teknik
nuklir dapat digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar diperoleh mutan
yang memiliki sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan terhadap
benih padi sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama. Dalam rangka program intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan varietas
unggul dapat menjadi salah
satu andalan. Jadi, teknik nuktir juga bermanfaat dalam bidang pertanian.
c. Kalimat Topik di Awal dan Akhir
Kalimat topik sebuah paragraf
dapat pula diletakkan di awal dan di akhir paragraf. Artinya, dalam sebuah paragraf terdapat
dua kalimat topik Yang
berbeda cara pengungkapannya tetapi terap menyajikan satu topik bahasan (paragraf). Paragraf yang
rnerniliki kalimat topik di awal dan di akhir paragraf
ini disebut juga dengan paragrafcampuran. Paragraf seperti ini dimulai dengan sebuah kalirnat topik dan diikuti
oleh beberapa kalimat penjelas,
serta ditutup kembali
dengan sebuah kalimat topik. Kalimat topik yang terletak di awal dan di akhir paragraf tersebut adalah
seperti di bawah ini.
Contoh
Manfaat teknik nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk
pemeriksaan adanya keretakan atau patah tulang karena
kecelakaan juga dalam pemeriksaan penyakit paru-paru, atau
diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan operasi. Proses sterilisasi alat-alat kedokteran
dengan menggunakan radiasi gamma sudah banyak
dilakukan. Selain untuk diagnosis, unsur radioaktif
(radioisotop) banyak dimanfaatkan untuk rnaksud terapi, misalnya
pengobatan kanker
tulang, prostat, rahim, dan payudara, yang pada saat ini di Indonesia sedang dikembangkan. Untuk analisis berbagai
enzim dan zat renik
lainnya dalam darah manusia,
metode nuklir yang dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) rnernberikan kontribusi
yang cukup besar. Hal
itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang
kedokteran atau medis.
2.
Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik
Artinya, dalam paragraf ini topik bahasan paragraf tidak diwujudkan dalam kalimat
topik, tetapi terselubung
dalam keseluruhan kalimat-kalimat penjelas. Paragraf jenis ini umumnya berbentuk paragraf deskripsi atau
paragraf narasi. Paragraf
yang tidak memiliki kalimat topik urnumnya berbentuk deskripsi dan paragraf narasi (lihat juga Widjono Hs, 2005: 163). Harus dipahami, paragraf jenis
ini tetap memiliki topik bahasan (paragraf), tetapi tidak diungkapkan dalam
sebuah kalimat topik. Dalam paragraf
jenis ini, topik bahasan diungkapkan oleh keseluruhan kalimat penjelas yang
berarti pula bahwa topik paragraf tersirat dalam paragraf (bandingkan
dengan Semi, 1989:64; Suriaamiharja, 1996: 56).
Paragraf yang tidak memiliki
kalimat topik tersebut dapat dilihat dalam paragraf deskripsi berikut ini.
Contoh
Di depan pernbaringan ada sebuah kursi kayu empat
segi. Ukurannya agak
kecil. Masih ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotas berbalut plastik. Plastiknya sudah putus di beberapa bagian. itulah isi
ruangan serba guna itu.
Ruangan tidur yang merangkap sebagai ruangan makan. Dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana belum
ada tamu
yang berkunjung, tapi ruang tidur dan ruang makan itu
juga akan berfungsi
sebagai ruang tamu, yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat bertandang ke rumah mereka.
F.
Teknik Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan paragraf dalam bentuk kalimat topik dan
kalimat-kalimat penjelas. Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik,
pengembangan paragraf merupakan
cara menyajikan topik bahasan paragraf dalam bentuk
kalimat-kalimat penjelas. Oleh karena itu, pengembangan paragraf ini dapat pula
dijelaskan dalam dua suburaian berikut
ini.
1.
Pengembangan Paragraf yang Memiliki Topik
Pengembangan paragraf yang
memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang pengembangan paragraf eksposisi, argurnentasi, dan
atau
persuasi. Berdasarkan uraian pengembangan paragraf
yang dikemukakan
Widjono Hs (2005:189-193), Semi (1989: 90-93), dan
Suriamiharja (1996:51-53),
dapat dikemukakan beberapa teknik pengembangan paragraf
berikut ini.
a. Teknik Penguraian Gagasan
Pengembangan paragraf dengan
teknik penguraian gagasan digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu
adalah berupa definisi konsep, penjelasan ide, pikiran, dan pendapat. Kalimat topik
seperti ini perlu dijelaskan atau diuraikan dengan lebih rinci.
Penjelasan dan penguraian itu diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas.
Kalimat-kalimat penjelas itu dimunculkan sepanjang masih bermanfaat untuk
menjelaskan topik bahasan paragraf itu.
b. Teknik Perbandingan/Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan
teknik perbandingan/pertentangan digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat
topik itu adalah berupa
perbandingan/pertentangan dua hal. Hal ini lazim digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang harus diperbandingkan
atau
dipertentangkan dengan hal yang lain. Berbagai aspek
perbandingan atau pertentangan
itu diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas. Kalirnat-kalimat penjelas yang rnengernukakan berbagai
perbandingan atau
pertentangan itu dimunculkan untuk menjelaskan topik bahasan paragraf itu.
c. Teknik Pemberian Contoh
Pengembangan paragraf dengan
teknik pemberian contoh digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu
dirasakan
akan lebih jelas dengan cara mengemukakan contohnya. Teknik
pemberian contoh ini
lazim digunakan untuk mengkonkretkan suatu topik bahasan (paragraf). Agar topik bahasan itu menjadi nyata, pemberian
contoh
sangat perlu digunakan. Kalimat-kalimat penjelas itu
mengemukakan contoh atau
penjelasan contoh untuk menjelaskan topik bahasan paragraf itu.
d. Teknik Pemberian Argumentasi
Pengembangan paragraf dengan
teknik pernberian argumentasi (alasan)
digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan, atau keyakinan yang memerlukan alasan agar diterima orang lain.
Teknik pemberian alasan ini
lazim digunakan untuk meyakinkan orang lain terhadap
pendapat, gagasan,
atau keyakinan penulis. Agar topik bahasan itu diterima orang lain, pemberian alasan sangat perlu digunakan. Artinya,
kalimat-kalimat penjelas
itu adalah berupa alasan-alasan atas kebenaran pendapat, gagasan, atau keyakinan yang telah dikemukakan dalam
kalimat topik paragraf
itu.
e. Teknik Perincian Sebab
Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat
topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal yang lain. Rincian sebab itu sangat perlu
untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa
akibat itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya
hal yang dikemukakan dalam kalimat topik. Kalimat penjelas yang berupa
sebab-sebab terjadinya
persoalan itu dimunculkan sepanjang dapat
menjelaskan topik bahasan (paragraf)
tersebut.
f.
Teknik
Perincian Akibat
Pengembangan paragraf dengan teknik
perincian akibat digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal yang lain. Rincian akibat
itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa sebab itu. Kalimat-kalimat
penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari persoalan yang
dikemukakan dalam kalimat topik. Artinya pula, kalimat penjelas yang
berisi akibat-akibat itu dimunculkan
sepanjang dapat menjelaskan topik bahasan (paragraf) tersebut.
g.
Teknik
Pengklasifikasian
Pengembangan paragraf dengan teknik
pengklasifikasian ini digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik
itu berupa pengklasifikaan atau pengelompokan suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk menjelaskan
topik bahasan yang berupa pengklasifikasian atau pengelompokan itu. Kalimat-kalimat
penjelas itu adalah penjelasan klasifikasi dari persoalan yang
dikemukakan dalam kalimat topik. Semua
hasil klasifikasi itu harus muncul atau terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.
2. Pengembangan
Paragraf yang Tidak Memiliki Topik
Pengembangan paragraf
yang tidak memiliki kalimat topik berarti berbicara tentang pengernbangan paragraf deskripsi dan narasi.
Pengembangan paragraf deskripsi menggunakan teknik
urutan ruang, edangkan paragraf narasi rnenggunakan teknik urutan
waktu.
a.
Teknik Urutan Ruang
Teknik urutan ruang ini
digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi. Artinya, pengernbangan paragraf dengan teknik urutan
ruang ini digunakan jika topik bahasan
paragraf adalah berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-kalimat penjelas adalah bagian-bagian dari
suatu objek yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan objek-objek itu
akan rnernudahkan pembaca menggambarkan objek itu dalam
pikirannya.
b.
Teknik Urutan Waktu
Teknik urutan waktu ini
digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi. Artinya, pengembangan paragraf dengan
teknik urutan waktu ini digunakan jika topik bahasan paragraf adalah berupa bagian-bagian peristiwa,
perbuatan, tindakan, kejadian yang harus diceritakan.
Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas
adalah urutan terjadinya peristiwa kehidupan yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan urutan terjadinya
peristiwa kehidupan itu akan memudahkan pembaca memahanainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf
adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya
diungkapkan dalam beberapa kalimat dan merupakan sebuah bagian dari suatu
karangan (wacana).
Kegunaan paragraf dapat dilihat dari dua sisi
yakni kegunaan bagi penulis maupun pembaca agar mempermudah pengekspresian
diri, pemahaman akan bacaan dan sebagainya.
Jenis paragraf dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu (1)
kelengkapan paragraf, (2) fungsi paragraf dalam karangan, dan (3) teknik pemaparan
paragraf.
Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan, yaitu (1) kesatuan
topik bahasan (kohesi), (2) kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi),
(3) ketuntasan pengembangan,
dan (4) keruntutan
penyusunan.
Dilihat dari keberadaan kalimat topik,
paragraf dapat dipilah menjadi dua macam yaitu paragraf yang memiliki kalimat
topik (di awal, di akhir dan campuran) dan tidak memiliki kalimat topik.
Pengembangan paragraf merupakan cara menyajikan topik
bahasan
paragraf dalam bentuk kalimat topik dan
kalimat-kalimat penjelas. Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik,
pengembangan paragraf merupakan
cara menyajikan topik bahasan paragraf dalam bentuk
kalimat-kalimat penjelas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ermanto dan Emidar. 2018. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Depok:PT RajaGrafindo Persada.
2. Khotimah, Khusnul (2013, 19 November). Makalah Bahasa Indonesia tentang Paragraf.
Dikutip 22 Mei 2019 dari Khusnul05:https://khusnul05.wordpress.com/2013/11/19/makalah-bahasa-indonesia-tentang-paragraf.html.
0 Response to "Makalah Paragraf dan Pengembangan Paragraf"
Post a Comment