Makalah Kutipan
PENDAHULUAN
A. . Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk selalu memngembangkan dan
mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah
satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis
ilmiah, buku since, dan lain sebagainya.
Dalam pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan
lepas dari yang namanya sumber rujukan.
Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori – teori dari berbagai sumber baik
diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang mendukung
argumen kita dalam pembuatan karya tulis tersebut. Dalam pengambilan informasi tersebut tentu
keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis kita.
Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.
Sungguh ironis jika sampai saat ini
masih banyak para terpelajar yang kadang
masih salah dalam melakukan kutipan.
Karena pentingnya mengutip dengan
cara yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya
makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa dan
para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar
berdasarkan sumber rujukan yang diambil.
B. Rumusan
Masalah
1)
Apa definisi dan
jenis dalam kutipan?
2)
Bagaimana teknik
mengutip dalam kutipan?
3)
Bagaimana
kiat-kiat mengutip sebuah kutipan?
C. Tujuan
1) Untuk
mengetahui definisi dan jenis kutipan.
2) Untuk
mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar.
3) Untuk
mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.
Pict : Pinterest |
BAB
II
PEMBAHASAN
A Definisi dan Jenis
Kutipan
1. Definisi Kutipan
Kutipan adalah upaya penulis
untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli di bidangnya atau
upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para ahli. Oleh
karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam buku ataupun
majalah (Keraf, 1994: 179).
2. Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan
menjadi dua jenis, antara lain:
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat
dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari
sumber teks asli.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah
pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.
Dari kedua jenis kutipan tersebut
dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan tidak langsung memiliki
karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya, kutipan langsung
secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak
langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.
B. Teknik Mengutip dalam Kutipan
Teknik mengutip
digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan ternik mengutip
berdasarkan penulisan sumbernya.
1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan
langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-masing pola ditentukan oleh
banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4 baris, maka
dapat melakukan langkah-langkah berikut.
1) Kutipan terintegarasi dengan teks;
2) Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda
kutip;
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5
spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi
jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan sumber referensi.
Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut.
Pembelajaran sebagai
suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh Dimyati dan
Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan
guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari
empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
1) Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2) Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3) Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks
utama 2 atau 1,5 spasi.
Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut:
Strategi pembelajaran
bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 8) memiliki
pengertian,
Pola keterampilan
pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program belajar
keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat diciptakan
situasi pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental
dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa
indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah teknik menghilangkan bagian yang
tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang ingin dikutip
terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu
dapat menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih
banyak. Untuk menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan
titik elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif
dalam proses belajar menurut Aunurrahman (2009:34) adalah,’’ditandai dengan
terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah mengalami
proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak
terlalu penting untuk karangan tersebut, maka dilakukan penghilangan seperti
ini:
Ciri pembelajaran yang efektif
dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman (2009:34) adalah, “... telah
terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.”
b. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak
langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat dari teknis
penulisannya berikut.
1) Terintegarasi dengan teks utama;
2) Tidak diapit oleh tanda kutip;
3) Teks kutipan sesuai dengan teks utama.
Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;
4) Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan
kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya. Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro menyatakan
bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggaya bahasa yang maknanya tidak
menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang
ditambah, makna yang tersirat.”
2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan
Sumbernya
a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
Penggunaan body note dalam
menyampaikan sumber rujukan digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di
koran ataupun majalah yang tidak memungkinkan penulisan rujukan dengan pola
catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan dalam proses tata
letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena body note memiliki
pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari
tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun terbit, dan halaman.
Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar.
Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku
yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini
adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita
sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara
penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung dan tahun serta halaman
serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika nama di dalam,
maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudian
ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh
berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang
bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa diletakkan di awal kutipan maupun di
akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan
tersebut.
b. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering
digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti pembuatan makalah, skripsi,
tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian ilmiah yang
menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya
memudahkan pembaca untuk mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan
oleh seorang penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki
menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk
dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai
berikut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya
di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas dan berurutan secara
berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab
sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang
nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis
seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari
buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber dari majalah, koran,
atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi
kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada didalam tanda
kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian
ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang
berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama
jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal
penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama laman (
website) diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir
catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan hlm. Atau hal., yang
kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian
diakhiri dengan tanda titik.
1) Contoh dari buku
1Henry Guntur Tarigan,
Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm.
5.
2) Contoh non buku
1Syarif Hidayatullah,
“Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli,”Dikutip dari
http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
2 Arifin. “ Bahasa kita
Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.
Kasus lain yang sering terjadi
dalam ketika melakukan pengutipan dari internet adalah nama pengarang dalam
laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan sebagai sumber
rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak
selamanya sumber rujukan mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan
terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka,
kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan
op. Cit.
Ibid. Merupakan singkatan dari
ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika
kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang sama tanpa dijeda
oleh kutipan lain.
Penulisan Ibid. Di atas
menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda. Jika halamannya sama, maka
cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op.
Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip. Sedangkan Loc. Cit.
Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah
bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber
yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit.
Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa
jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda oleh kutipan
lain.
Perhatikan contoh
berikut:
1 Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas
Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,2009) hlm. 17.
2 Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading
and (CIRC)”diunduh
darihttp://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
3 Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4 Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3
merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan merujuk pada buku Isjoni. Nama
dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak tertukar dengan rujukan
lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima, maka jika
dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena
memangdalam internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi
pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan
sebelumnya.
C. Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
Membuat karangan bukan hanya
menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk kemudian digabungkan antara satu
pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan, maka karya tersebut akan
terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru yang
menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
Karangan yang baik adalah
ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli mengenai suatu hal, yang
lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara pandangnya.
Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber rujukan
dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan
sebagai berikut.
1. Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini,
penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan yang telah ia kutip dengan
pandangannya atau dengan mengkaaitkan antara kutipan dengan pembahasan yang
dibahasnya.
2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
Jika menerangkan kutipan,
letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam memperkuat gagasan ini,
kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan tersebut
seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis.
3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan
Dalam menyimpulkan
beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan tersebut harus satu
satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi
pada penjabaran mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu
kutipan.
4. Membandingkan Beberapa Kutipan
Untuk membandingkan
beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan menyimpulkan yakni konsep sama.
Namun dalam membandingkan beberapa kutipan ini, dari kesamaan tersebut penulis dituntut untuk
mengidentifikasikan perbedaan yang ada antara satu kutipan dengan kutipan lain.
Jadi yang dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kutipan adalah upaya penulis untuk
memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya
menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan dibagi
menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam
kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip
berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot
note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat
gagasan dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan
beberapa kutipan.
B. Saran
Mengutip adalah suatu cara yang
dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan. Tentunya dalam mengutip terdapat
aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa sembarangan dalam mengutip sebuah
pendapat orang lain. Jadi, perlu pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam
membuat kutipan dan menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan
sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ade, Nani. 2013. Bahasa
Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum).
Jakarta: PT Grasindo.
0 Response to "Makalah Kutipan"
Post a Comment